WELCOME TO THE OFFICIAL WEBSITE OF SUED (STUDENT UNION OF ENGLISH DEPARTMENT ) IN VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO UNIVERSITY

FGED " Halloween " Explore Your Self

Acara tahunan yang diselenggarakan SUED untuk memperkuat keakraban antar mahasiswa FKIP Bahasa Inggris Universitas Veteran Bantara Sukoharjo.

English Storytelling Competition 2013

English Storytelling Competition adalah acara yang diselenggarakan SUED untuk mengembangkan bakat berbahasa inggris siswa SMA/SMK se-karesidenan Surakarta, sekaligus ikut merayakan Dies Natalis kota Sukoharjo.

BULETIN SUED 2012 : Edisi Pertama Tahun 2012

Penampakan Buletin SUED edisi pertama di tahun 2012.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan

11 Juli 2012

Habis Manis Sepah Dibuang

“Habis manis, sepah dibuang,” betapa pandainya para sepuh kita membuat perumpamaan. Orang-orang yang dinilai sudah tidak berguna lagi disisihkan begitu saja. Kadang kita marah, kalau diperlakukan seperti sepah. Padahal, kita juga akan membuang sepah itu jika sudah tidak ada lagi rasa manisnya. Ini soal siapa pelaku dan siapa korbannya saja. Kita tidak suka jadi korban, itu saja. Bukankah kita juga tidak ingin menyimpan sepah dirumah? Wajar jika sepah itu dibuang. Yang tidak wajar adalah yang belum menjadi sepah sudah dibuang. Juga tidak wajar jika kita sudah menjadi sepah, tetapi menuntut orang lain untuk terus menerus menikmati rasa manis yang sudah tidak kita miliki lagi. Ngomong-ngomong, ‘sepah’ itu apa sih?

Meski bukan daerah penghasil gula, namun di rumah masa kecil saya terdapat rumpun-rumpun pohon tebu. Kami menggunakan parang untuk memotong batangnya, lalu mengupas kulitnya. Kemudian memotong batang tebu itu menjadi seukuran jari-jari telunjuk. Setelah itu? Kami mengungahnya. Rasa manis memenuhi mulut kami. Lalu tiba saatnya dimana kunyahan itu hanya menyisakan rasa tawar saja. Di mulut kami sekarang hanya tertinggal ampas. Kami meludahkan ampas itu ke tanah. Benda tak berdaya diatas tanah itulah yang kita sebut sebagai sepah. Habis manis, sepah dibuang. Memangnya harus diapakan lagi sepah itu jika tidak dibuang? Kita sering menggambarkan hidup yang sudah tidak berguna sebagai sepah. Kita sadar jika sudah tidak berguna, tetapi masih ngotot untuk tidak dibuang. Itu mengindikasikan bahwa ini adalah saatnya untuk mengubah paradigma tentang hidup. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar memperbaiki paradigma hidup itu; saya ajak untuk memulainya dengan memahami 5 sudut pandang Natural Intelligence berikut ini:


1. Jadilah pemanis kehidupan.

Disekitar kita begitu banyak orang yang suka minum kopi. Tetapi, saya hampir tidak pernah mengenal orang yang minum kopi tanpa gula. Bahkan sekalipun kita menyebutnya ‘kopi pahit’, ternyata ya menggunakan gula juga. Mengapa gula selalu ada dalam setiap cangkir kopi yang disajikan? Karena gula membuat rasa pahit pada kopi terasa menjadi manis. Anda yang mengetahui rasa asli kopi tentu tahu jika sebenarnya kopi itu mirip arang. Karbon yang tersisa dari benda hangus. Makanya rasanya tidak benar-benar enak. Tetapi, ketika kedalam seduhan kopi pahit itu kita bubuhkan gula; tiba-tiba saja kita menikmatinya. Bahkan menjadikannya sebagai minuman favorit. Bayangkan jika kita bisa membuat rasa pahit kehidupan menjadi terasa manis. Tentunya kita tidak akan lagi harus disiksa oleh rasa pahit itu. Bahkan boleh jadi, kita menjadi penikmat rasa pahit itu. Kita bisa menari dalam deraan tantangan dan rintangan. Kita masih bisa tersenyum ditengah terpaan angin cobaan. Dan kita masih bisa bersyukur meski tengah berada dalam pahit getirnya cobaan hidup. Semoga kita bisa menjadi pribadi yang mampu memaniskan kehidupan.


2. Jadilah pribadi yang manis, maka pasti selalu dikerubuti.

Ditempat tidur saya tiba-tiba saja banyak sekali semut. Setelah diperiksa, ternyata ada sisa-sisa gula dari kue kering yang kami makan bersama anak-anak. Ternyata benar; ada gula, ada semut. Para semut tidak lagi memperdulikan lokasi dan situasi. Dimana ada gula, kesitulah mereka berbondong beriringan. Ini tidak hanya benar bagi para semut. Coba saja perhatikan orang-orang yang bisa memberi manfaat bagi lingkungannya. Para dermawan, selalu dikerubungi oleh para pengikut setianya. Para alim ulama dan orang-orang berilmu, selalu menjadi rujukan para pencari pencerahan. Siapapun yang bisa memberi manfaat kepada orang lain, bisa dipastikan selalu dibutuhkan oleh mereka. Kita? Sesekali orang lain itu mbok ya membutuhkan kita gitu loh. Tapi mengapa yang terjadi malah sebaliknya ya? Mereka malah mengira seolah kita ini tidak ada. Sekalipun kita sudah menyodor-nyodorkan wajah kita. Tetap saja masih tidak mereka lihat. Sudah beriklan, bahkan. Tapi juga tidak ditanggapi. Barangkali, karena kita belum bisa menjadi pribadi yang manis bagi mereka. Karena sudah menjadi fitrah manusia untuk mengerubuti segala sesuatu yang terasa manis.


3. Tetaplah manis, maka sepahmu tidak pernah dibuang.

Mari berhenti untuk marah atau kecewa jika orang lain membuang kita karena mereka menilai kita sudah menjadi sepah. Mereka tidak salah. Kitalah yang harus berpikir bagaimana caranya supaya tidak menjadi sepah. Sebab jika kita masih tetap memiliki rasa manis itu, mereka tidak akan membuang kita, percayalah. Saya mengenal seorang eksekutif senior yang mumpuni. Setelah memasuki masa pensiun dari jabatanya yang tinggi, saya pikir beliau akan menjadi seperti ‘tebu-tebu’ yang lainnya. Ternyata saya keliru. Perusahaan kemudian memperpanjang masa kerjanya dengan system kontrak. Lalu beliau berpindah ke perusahaan lain. Lalu beliau ditarik lagi oleh perusahaan lainnya. Bagi saya, beliau inilah salah satu living legend mereka yang tidak pernah membiarkan dirinya ‘kehilangan rasa manis’. Meski usianya sudah jauh melampaui masa pensiun, beliau tetap manis. Rasa manis yang masih tetap lestari didalam dirinya itulah yang menjadikan beliau tetap menjadi rebutan perusahaan-perusahaan besar. Jadi jika kita tidak ingin menjadi sepah yang dibuang, maka kita harus memastikan bahwa kita tetap menjadi pribadi yang manis.


4. Nikmatilah rasa manis secukupnya, tidak berlebihan.

Sekarang, cobalah ambil sesendok gula terbaik yang Anda miliki. Lalu suapkan sesendok gula itu kedalam mulut Anda, dan kunyahlah. Apakah Anda masih menikmati rasa manisnya? Pada dasarnya, semua orang menyukai rasa manis. Namun, tak seorang pun bisa melahapnya terlalu banyak. Kita semua mendambakan manisnya kehidupan. Dan kita sering terlalu serakah untuk merengkuhnya sendirian. Bahkan gula pun mengajari kita bahwa terlalu banyak rasa manis membuat kepala kita pusing, bahkan kita bisa mengalami sindrom toleransi insulin. Sungguh keliru jika kita mengira hidup yang manis itu adalah yang semuanya serba indah. Tidak. Justru hidup yang terlalu indah cenderung menjadikan kita pribadi yang serakah. Semacam sindrom toleransi insulin kehidupan. Tidak peduli betapa banyak insulin yang diproduksi dalam tubuh Anda, gula akan tetap menumpuk dalam darah Anda. Tahukah Anda apa yang terjadi ketika dalam darah kita terdapat lebih banyak gula dari yang seharusnya? Hmmmh, Anda tentu paham yang saya maksudkan. Bahkan rasa manis kehidupan yang terlalu banyak pun bisa membahayakan kehidupan diri Anda sendiri. Maka nikmatilah rasa manisnya kehidupan, namun tidak perlu berlebihan.

5. Semanis apapun kita, tidak bisa lepas dari fitrah.

Sepah di kebun tebu kami jumlahnya tidak terlalu melimpah. Namun jika dibiarkan tetap saja menjadi sampah. Kami punya banyak pilihan untuk memperlakukannya. Jika kami membuangnya ke kolong kandang domba, maka sepah itu akan menambah nutrisi pada pupuk kandang yang kami dapatkan. Jika kami membuangnya ke kolam ikan, maka dia akan menjadi tempat tumbuhnya plankton dan jentik-jentik makanan penggemuk ikan. Jadi, apanya yang terbuang dari seonggok sepah? Tidak ada. Sepah benar-benar menyadari bahwa dia tidak bisa melawan fitrah. Semua orang yang pernah muda akan menjadi tua. Semua yang gagah perkasa akan menjadi tak berdaya. Semua yang kuat menjadi lemah. Itulah fitrah. Tetapi mari sekali lagi kita lihat sang sepah. Bahkan setelah masuk tempat sampah, dia tetap saja menjadi anugerah. Jika kita ikut mengimani konsepsi hidup setelah mati, maka kita lebih beruntung lagi. Karena dengan keyakinan itu kita kita bisa berharap memetik buah manis tabungan kebaikan yang pernah kita lakukan semasa hidup. Kita boleh berharap itu, karena iman kita mengajarkan bahwa setiap amal baik yang pernah kita lakukan atas nama Tuhan, akan membuahkan imbalan yang sepadan. Beruntunglah kita yang percaya, karena setidak-tidaknya kita memiliki harapan; bahwa fitrah kita adalah untuk mempersiapkan tempat pulang alam keabadian.

Dapet dari kaskus.

21 Maret 2012

Organisasi Sebagai Ladang atau Monster ?

Organisasi……
Pada saat ini muncullah berbagai macam organisasi. Organisasi yang mengatasnamakan segala macam merk sesuatu, ada ini, ada itu dan lain sebagainya. Terutama untuk kalangan anak sekolah, SMP, SMA, perkuliahan atau biasa dikenal dengan pelajar, Organisasi bisa dikatakan sebagai ladang ilmu atau monster pula. Anak – anak sekolah  atau pelajar sesuatu yang dikenal dengan “organisasi”. Tentu saja anak –anak pelajar yang berminat dan bertekad kuat saja yang mau mengikuti something like this. Tahukah kamu mengapa something like this bisa dikatakan seperti itu dan sesungguhnya apa itu organisasi….

Organisasi (Yunani: ργανον, organon - alat) adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Menurut para ahli
Ø  Dalam buku Understanding Practice and Analysis. New York: Random House.Hlm. 132, Mr Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama
Ø  Menurut Stephen P.Robbins, dalam bukunya Teori Organisasi Struktur, Desain, dan Aplikasi menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan

Menuruth Keith Davis ( penulis buku Human Relations at Work)  ada tiga unsur penting partisipasi
  1. Unsur pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah.
  2. Unsur kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu kelompok.
  3. Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota artinya ada rasa “sense of belongingness”.

Terdapat pula hal – hal yang lain dapat mendukung tentang partisipasi dalam organisasi
  1. Pikiran (psychological participation)
  2. Tenaga (physical partisipation)
  3. Keahlian
  4. Barang
  5. Uang

Singkatnya sebuah organisasi adalah sebuah perkumpulan kesatuan orang – orang tertentu yang terkoordinir dengan batasan – batasan tertentu dalam mempunyai, mencapai tujuan yang sama. Hal ini akan tercapai apabila didalamnya terdapat atau ditemukan yang seperti diungkapkan oleh Keith Davis dan tentunya akan lebih mudah berjalan dengan lancar dengan adanya 6  komposisi tambahan (pikiran, tenaga, keahlian, barang, uang).
Sementara menurut penulis “organisasi” merupakan sekumpulan orang yang akan menjadi keluarga baru di dunia social yang mana di dalamnya mempunyai tujuan yang sama dan bekerja sama dengan baik antara anggota keluarga dalam mencapi tujuan tersebut, walaupun dalam pencapaian tersebut tidak mudah dan memerlukan pikiran, tenaga, harta dan jasa.

Di sini saya katakan sebagai ladang ilmu dikarenakan dalam sebuah organisasi akan ditemukan berbagai hal-hal baru  baru yang mungkin tidak dapat diketemukan dalam bangku sekolah. Pelajaran yang mungkin dapat lebih berguna dan bermanfaat di luar pelajaran dalam bangku sekolah.

Di dalam sebuah kelas dapat dilihat manfaat dari organisasi itu sendiri.  Misalnya seorang pelajar bisa berbicara dengan gurunya dalam mengungkapkan pendapat bisa menggunakan bahasa atau kata – kata yang lebih baik atau bermakna. Inilah merupakan salah satu contoh kecil dari manfaat berorganisasi.

Untuk selanjutnya saya katakan “Organisasi sebagai monster” mengandung arti bahwa mungkin mengikuti organisasi bisa membuat orang tersebut menjadi seseorang yang lebih buruk atau down mental. Misalnya pada sebuah keluarga, di sini mungkin seorang pelajar tidak boleh pulang terlalu larut malam pada hari – hari masuk sekolah. Apabila mereka telah lelah, pelajar akan malas untuk belajar dan langsung tidur. Orang tua yang mengingatkannya bisa menjadi marah dan lama – lama akan menjadi musuh apabila tidak ditindaklanjuti. Hal ini menjadi seorang pelajar menjadi buruk karena berani melawan orang tuanya (Misal tak sengaja mengatakan : “kosek toooo..…. “La aku kesel ogh meh sinau males” >> dengan nada yang keras).

Tetapi hal tersebut tidak akan terjadi apabila kita bisa membagi waktu dengan tepat. Mungkin dalam saat berkumpul dengan teman satu organisasi kita dapat bertanya jawab dengan materi yang kurang dimengerti. Hal tersebut bahkan akan menjadi tantangan besar bagi kita untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan teman yang tidak mengikuti organisasi. Dan dimata guru atau dosen menjadi point plus yang terkadang tidak terduga (hehehe… >>> berharap [intermezo]).

Yang pasti dengan berorganisasi akan mendapatkan pengalaman baru, teman yang banyak, pelajaran – pelajaran yang tak terduga dengan tidak menyampingkan pelajaran sekolah, khususnya  bagi  para calon seorang guru untuk menjadi professional…

Marilah kita selalu bekerja sama untuk membangun SUED (Students Union of English Department) yang lebih baik. SEMANGAT PAGI..


SUED BRAVO GO… GO…. GO….

By nuryu ichida-san … (class F >>> fekok, flongah, flongoh)
Dengan Sebagian Dikutip dari Wikipedia.com about organisasi
Apabila ada saran, kritik, pesan bisa menghubungi
Atau langsung ke orangnya J

15 November 2011

Mahasiswa Butuh SoftSkill



Apa sih indikator yang membuat kita sukses di kampus?
-          Pinter, IP = 4?
-          Tampang cool? Keren?
-          Banyak cewek? atau,
-          Kaya raya?

I don’t think so. Jawabannya adalah IZIN TUHAN. Kemudian menyusul dibelakangnya adalah prestasi dan SOFTSKILLLalu apa itu softskill? Dan seberapa pentingkah softskill sebagai kunci kesuksesan?
            Softskills adalah sebuah istilah dalam sosiologi tentang EQ (Emotional Intelligence Quotient) seseorang, yang dapat dikatagorikan /klusterkan menjadi kehidupan sosial, komunikasi, bertutur bahasa, kebiasan, keramahan, optimasi. Softskills adalah 'berbeda' dengan hardskills yang menekankan kepada IQ, artinya penguasaan ilmu pengetahuan, teknolgi dan ketrampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya. Softskills dapat dilatih sejak sebelum lulus kuliah. Untuk mengasah softskills, seimbangkan aktivitas akademik & non akademik, serta jangan hanya lulus dengan gelar saja.
Mengapa perlu?
Bisa kita lihat sebagai contoh pemain sepak bola. Hardskillnya (kemampuan teknis) adalah berlari, menendang, berebut bola. Tapi softskillnya yaitu kemampuan bekerjasama, mengambil inisiatif, keberanian mengambil keputusan, dan gigih. Artinya pemain bola dikatakan sukses/profesional tidak hanya dilihat karena tendangannya yang keras/bagus, lari yang kenceng, atau bisa berebut bola, tapi juga ada peran penting dari segi softskillnya tadi. Jadi intinya pintar saja tidak cukup untuk menuju kesuksesan, tanpa adanya softskill.
            Kebiasaan dunia industri adalah memberikan sederet Kompetensi baik Teknis (hardskill) maupun Non Teknis (softskill) dalam proses recruitment. Namun pada umumnya jenis kompetensi non teknis lebih banyak. Sebenarnya yang diinginkan oleh para pendidik maupun pengguna lulusan, adalah lulusan yang memiliki pengetahuan luas, memiliki keterampilan untuk menggunakan ilmunya di dunia kerja dan bersikap serta berperilaku menurut etika dan norma yang berlaku di masyarakat. Selain memiliki pengetahuan dan teknologi di bidangnya, lulusan juga mampu untuk bekerja mandiri dan bekerjasama dalam tim, mampu berfikir logis dan analitis serta berkomunikasi lisan/tulisan dengan baik. Bagaimanapun juga kompetensi inilah yang ingin dihasilkan dalam proses pembelajaran di Perguruan Tinggi.
Lalu, gimana cara meningkatkan kemampuan softskill kita?
            Memang tidak ada mata kuliah khusus “softskill”, tapi banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mendapatkannya.
1.      Proses Pembelajaran
         Saat ini soft skill dikembangkan tidak harus melalui satu mata kuliah khusus, melainkan diselipkan di setiap mata kuliah. Contoh: dalam penugasan ke mahasiswa bisa berbentuk: presentasi, tugas kelompok, diskusi, dll.
            Pada prinsipnya pengembangan softskill menjadi hidden curriculum. Hal ini lebih ampuh karena dapat membuat proses pembelajaran lebih menarik minat dan menyenangkan. Peran dosen dalam hal ini adalah: Membangun proses dialog, menangani dinamika kelompok, terlibat dalam memotivasi mahasiswa, mengintroduksi berpikir kritis, dan memberdayakan kurikulum tersembunyi (Empowering Hidden Curriculum).
2.      Kegiatan Kemahasiswaan
            Kegiatan kemahasiswaan harus dimanfaatkan sebagai sarana peningkatan personal growth. Setiap kegiatan harus terencana, terprogram dan tersistem. Setiap kegiatan sebaiknya ada coach atau mentor yang membimbing, walaupun tidak setiap saat harus didampingi. Dibutuhkan peran aktif dari mahasiswa itu sendiri untuk mendapatkan manfaat dari yang satu ini. Sebagai contoh, kita manfaatkan organisasi-organisasi mahasiswa yang ada di universitas. Kita bisa ikut berpartisipasi secara langsung maupun tidak langsung. Ada HMP (Himpunan Mahasiswa Program Studi) yang terdapat pada masing-masing program studi, dan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang menyangkut minat dan bakat tertentu. Dan berbagai aktivitas lain diluar formal akademik juga merupakan kegiatan extra untuk pengembangan softskill.
            Jadi kawan-kawan ku, tidak akan rugi jika kita masuk ke dalam aktivitas peningkatan softskill seperti di atas, asalkan dengan niat yang positif dan tidak setengah-setengah serta tidak mengambil keuntungan secara material, akan tetapi pengalaman dalam bidang softskill akan bermanfaat dalam bersosialisasi di masyarakat. Semua itu tidak akan berhasil pula tanpa adanya dedikasi dan loyalitas.
            Hidup Mahasiswa!!!!

09 Desember 2010

Mari Bermetamorfose Dengan Disiplin


“KEDISIPLINAN adalah jantung kehidupan manusia yang mau meraih kesuksesan. Sebab, tanpa disiplin yang keras dan berkesinambungan, seseorang tidak mungkin dapat mengembangkan diri secara optimal.”
           
Dewasa ini, generasi bangsa telah salah dalam mengadopsi budaya asing yang dibawa kapitalisme dan globalisasi. Bukan kemalasan dan foya-foya yang seharusnya ditiru, melainkan kegigihan, tanggung jawab, dan disiplin yang tinggi. Rupanya dalam hal ini kita harus banyak berguru dari bangsa jepang, yang memiliki budaya tanggung jawab yang tinggi dan prinsip disiplin yang tegas.
Cerita ini, adalah sebagai refleksi kecil di adopsi dari pengamatanku pada sebuah kisah seorang teman :
            Aku mengawali hari ini dengan segala kecerobohan sehingga bertubi-tubi masalah kutemui hari ini. Sejak aku bangun kesiangan, aku tidak sempat sholat subuh. Hari ini mati lampu, air di kamar mandi macet, terpaksa aku antri mandi di sumur tetangga, akhirnya dengan terburu-buru akupun mandi. Segera mengenakan pakaian untuk kuliah yang belum sempat disetrika. Segera mempersiapkan jadwal kuliah hari ini. Dan ternyata hari ini ada ulangan, semalam belum sempat belajar untuk materi ulangannya.
             Belum lagi kegalauanku hilang, kini aku harus berhadapan dengan dosen mata kuliah pertama yang telah siap dengan ribuan pertanyaan yang siap ditembakkan kepadaku. Huh, aku pasrah, piye meneh? Semua ini salahku.
            Hari ini, aku benar-benar tak bisa berkonsentrasi, aku tidak bisa memahami soal-soal. Aku benar-benar takut jika nilai-nilaiku buruk. Aku malu dengan teman-teman. Dan aku juga takut mengecewakan kedua orang tuaku yang sudah bersusah payah bekerja keras, mencari uang untuk biaya kuliahku. Aku merenung dan menelaah kembali mengapa keruwetan ini terjadi. Kesulitan mengatur waktu bagiku merupakan masalah besar. Kesibukanku selalu kujadikan alasan untuk tidak belajar. Banyaknya kegiatan di luar KBM dan banyaknya tugas-tugas di kampus membuatku lelah mengulang kembali materi yang diberikan dosen. Aku mulaii putus asa.
            Setelah merenung dan berbicara dengan seorang kawan, akhirnya aku mampu menghilangkan keterpurukanku, keputusasaanku. Ternyata keruwetan hidupku, nilai-nilaiku yang beranjak buruk, bukan karena banyaknya kegiatan yang kuikuti. Itu semua karena ketidakmampuanku mengelola waktu.
            Dan kini aku telah menemukan jalan keluar mengatasi hal itu. Hal pertama yang kulakukan adalah berdisiplin dalam hal apapun. Seperti kata pepatah “DISIPLIN ADALAH KUNCI UTAMA MENUJU SUKSES”. Terutama disipin waktu, orang Jepang mengatakan “WAKTU ADALAH UANG”. Dan jangan menyalah artikan bunyi pepatah “LEBIH BAIK TERLAMBAT DARIPADA TIDAK SAMA SEKALI” atau “ALON-ALON WATON KELAKON”. Kita itu harus berusaha tepat waktu.
            Kumulai dengan memprogram jadwal seluruh kegiatanku, dari hal yang sepele sampai hal yang terpenting. Dalam hal ini dibutuhkan ketaatan dan kepatuhan dalam melaksanakannya. Walau awalnya sulit, tapi lama-kelamaan terasa manfaatnya. Meski tidak semua hasilnya sesuai yang aku inginkan, tapi semua kegiatanku bisa di jalankan dan diselesaikan tepat waktu.
            Kedisiplinan memacu seseorang untuk bisa meraih kesuksesan, terutama bagi aku sebagai mahasiswa kedisiplinan sangat dibutuhkan apalagi dalam mengolah waktu dengan baik atau dikenal dengan manajemen waktu. Aku tidak menunggu/menunda dalam  melakukan sesuatu, sekarang dan untuk selanjutnya, berkonsentrasi dalam melakukan suatu pekerjaan, tidak buru-buru atau tergesa-gesa, aku sadar waktu akan terus berputar dan aku tetap melakukan dengan santai, mencoba merespon dengan cepat apa yang harus kulakukan, “cepat kerjakan dan jangan menunggu lama.   Dengan berdisiplin, tidak ada lagi tugas-tugas yang menumpuk, nilai-nilaku juga mulai mampu memenuhi target. Aku juga mencoba mandirii dalam hal apapun. Semua yang dapat kulakukan, ku coba untuk kerjakan. Kurasa disiplin adalah hal terpenting dalam hidup ini. Jadi kenapa harus di tunda? Kita tanamkan disiplin sejak dini, ayo mulai detik ini. Dimulai dari diri sendiri, dengan berusaha menolong diri sendiri tanpa berusaha menjatuhkan yang lain, sama halnya kita menolong Indonesia dari masalah kedisplinan. Aku yakin, jika kita telah berdisiplin, kita bisa menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab.
           
Oleh : Arini Zahrohtushita

22 Mei 2009

Kata Siapa Kita Gak Bisa?


Kata siapa orang tuh "gak bisa" kata siapa orang tuh tergantung pada takdir??? n kata siapa orang tuh cuman Nasib?

Kadang kita tak sadar mengatakan, "enak yang mereka dari lahir udah bisa minta apa yang mereka mau" itulah kata2 selama ini kurang enak sekali di dengar shob, mulai dari telinga sampai ujung jempol kaki.
Tuhan menciptakan manusia itu ada alasannya, untuk urusan akherat Tuhan menuntun kita, dan untuk urusan dunia adalah tergantung dari diri kita sendiri. Orang sangat baik bila masih punya angan2, but klo kita finish sampai di situ, apa yang akan kita dapatkan?? mobil yang kita bayangkan, ilmu yang kita bayangkan, atau mungkin malah rumah yang mewah dengan segala isinya dan apapun komplit di situ tapi cuma bayangan doang??

Jawabnya GAK!!!!
sebagai person kita seharusnya bisa berfikir ke arah "Berangan-angan dan Berusaha" bukankah kata itu lebih lengkap daripada kata-kata di atas???

Orang sukses bukan hanya karena otaknya yang pandai, orang sukses bukan hanya karena dia pintar mengerjakan apa yang ada di sekolahnya, tapi orang cerdas adalah dimana dia bisa menggunakan kesempatan yang ada pada dirinya dengan hal yang positif.
dalam buku Inspiration of word dikatakan Sukses= 1%IQ + 99%Usaha.

Taruhlah thomas alfa edison, albert einstein, sampai pada jaman sekarang adalah Oprah dimana dia mempunya tekat yang kuat, mempunyai semangat unntuk memperbaiki dirinya, mulai dari dia paling miskin di desanya sampai ia bisa menjadi salah satu wanita terkaya di amerika, mereka bukan hanya berangan2 saja shob, tapi bisa dilihat sendiri, klo gak tau tanya paman Google ya......

Buat shohib ua semua GOOD LUCK aja buat low semua.CAYO!!!